Minggu, 21 Juni 2015

JIKA CAP "ANAK GUNUNG" SUDAH MENEMPEL, KAMU PASTI SERING MERASAKAN HAL-HAL INI DARI TEMAN-TEMANMU



Kurang lebih baru satu tahun gw suka sama kegiatan mendaki gunung, masih pemula, newbie, junior atau apalah sebutannya yang menggambarkan gw masih berada di bagian terbawah rantai pergunungan. Akan tetapi Cap "Anak Gunung" seakan-akan sudah melekat di jidat gw, setiap gw ketemu temen, pasti mereka sering nanya "Habis turun dari gunung mana nih?" atau "Mau ke gunung mana lagi nih?".

Yup, mereka melihat gw kaya ngeliat gunung.. Padahal dada gw rata..
 
Cap "Anak Gunung" tersebut -mungkin- gw dapet karena sering posting gambar pemandangan alam yang ada gunung-gunungnya(?), padahal aslinya gunung yang pernah gw singgahi masih bisa dihitung jari, cuma stock fotonya aja yang banyak.

Ketika Cap "Anak Gunung" sudah tertempel di jidat lo, mungkin hal-hal ini sering lo rasakan dari kawan-kawan lo : (Cie, mainnya perasaan)


1. ALASAN CUACA SUDAH TIDAK DAPAT DITERIMA LAGI

"Duch, jam 12 siang anet ngumpulnya? Anash aneut tau"
"Bro, gw telat ya, hujan deres nih, nunggu reda"
Alasan-alasan tersebut pasti sering kita lontarkan saat ingin ketemu temen, akan tetapi di sisi lain cuaca lagi tidak bersahabat, atau dalam kondisi-kondisi tertentu.
Nah, ketika Cap "Anak Gunung" sudah ada di kening lo, alasan cuaca kadangkala udah bukan alasan yang dapat diterima...

"Panas? Lo kan sering naik gunung panas-panasan. Masa sama panas aja takut"
"Lo ke gunung meski hujan-hujanan, lo tetep jalan, masa kesini aja nggak bisa?"

...kemudian tidur aja lah daripada pergi.

Yoi, panas, terik, hujan, badai, dan Siti Nurhaliza sudah menjadi sahabat bagi penyuka kegiatan mendaki gunung. Cuaca yang kadangkala ga bisa diprediksi sudah menjadi makanan tambahan para pendaki gunung, dan kebanyakan orang melihat pendaki gunung adalah orang-orang yang ga takut hitam, bisa bertahan hidup di segala kondisi, waterproof, windbreaker, gore-tex, vibram .. Lah emang kita jaket dan sepatu?

Kamu perlu ketahui duhai kekasih dari sahabatku, tidak ada hubungan antara cuaca dengan mereka yang suka dengan kegiatan mendaki. Cuaca adalah cuaca, lo kehujanan ya basah, kepanasan ya gerah, kedinginan ya menggigil..

Kamu mau ketemu aku, terus akunya basah lepek, bau keringet, dan nggak keche? Kamu mau aku chuckydh? Nggak kan? Jadi please tolong ngertiin aku..


...ngomong sama lumut.

Kamu gatau aja, abis turun gunung tuh aku perawatan lalalili biar cucok kembali..

Karena di gunung pun aku gamau basyach dan kena bechyeq


2. LO PASTI (ANAK ORANG) KAYA

"Wuidih, tiap minggu jalan terus, beda anak orang kaya mah"
"Wuih, alat-alat mendakinya pasti mahal-mahal nih"
"Wah gila, abis berapa duit lo jalan-jalan kemaren?"

Yup...O-RANG-KA-YA...
(Lau pikir kentut gw keluarnya Dollar.? Hih.)

Pendaki ataupun kalian yang suka traveling pasti sering dikira anak orang kaya...
PADAHAL.!!!

AAMIIN...

Jalan-jalan emang identik dengan kegiatan orang-orang yang punya duit berlebih, tapi tahukah kalian betapa susah payahnya yang namanya bekerja dan menabung? Atau duit dari Orang Tua harus bener-bener diatur supaya ga minus?
Ketika uang Rp 100 perak pun lo celengin.
Ketika ada ajakan hura-hura lo harus menahan karena ngincer barang impian.
Ah~ nikmatnya..

Buat orang yang beneran kaya mah enak, mau sarapan di Bunaken terus makan siang di Raja Ampat lalu cuci tangan di Lombok juga ga masalah..

LAH KITA.???

Tiap-tiap orang pasti punya cara sendiri buat nambahin penghasilannya buat jelong-jelong. Ada yang kerja paruh waktu, ada yang tegas sama pengeluarannya, ada nyambi jadi guide, porter, atau beli barang diskonan kemudian dijual lagi dengan harga normal.. Ada.. Lain-lainnya pun masih banyak.

Pokonya ada aja lah kalo udah kepepet dan hasrat ingin naik gunung/jalan-jalan udah di ujung tanduk.

Sabun lah jalan keluarnya...

Dan tentang perlengkapan lenong para pendaki/traveler yang harganya bikin menganga?
Ngga semua harganya selangit kok, banyak yang harganya bersahabat, sesuaikan budget aja, atau bisa juga beli second, ada juga yang turunan dari orang tua/saudara.

Gw pribadi, rata-rata barang yang gw punya adalah barang diskonan. Ya meski udah di diskon harganya masih bikin air mata ga berhenti berlinang, tapi mempunyai alat outdoor menurut gw ga terlalu rugi, karena pasti bisa dijual lagi selama rusaknya ga parah-parah banget. Jadi...Keluarkan dompet kalian, lalu hamburkan...

...dan sebulan berikutnya cuma minum aer putih.

Tuhan, tolong kuatkan hamba sebulan kedepan.. Isilah kembali tabungan hamba Ya Tuhan..
  

3. LO AKAN MENJADI KAMUS BERJALAN TEMEN-TEMEN LO TENTANG PERGUNUNGAN DAN PERINTILANNYA

"Eh, Gunung berapi di Lampung, 8 kotak. Kotak 2 dan 6 huruf A. Taukah?"
 Kata temen gw di group chat, kayanya lagi ngisi TTS

 "Rajabasa" Ujar temen gw nyaut

"Subhanallah. Itu nama gunung boi? Gue selama ini taunya itu nama terminal di sana. Buat naik Damri" Bales temen gw yang lagi isi TTS

Yoi, padahal ada Google, jawaban atas segala macam pertanyaan.

Meskipun lo belum pernah ke gunung tersebut, kalo Cap "Anak Gunung" udah nempel, kawan-kawan lo biasanya tetep nanya ke lo segala hal yang berkaitan dengan gunung-gunungan.

Bukan hanya tentang gunungnya, belum lama ini kawan gw minta diajarin cara packing, apa aja alat-alat mendaki, tips-tips mendaki, berbagai macam produk mendaki, dimana tempat nyewa, medan gunungnya kaya apa.. Padahal gw sendiri belum pernah ke gunung tersebut, dan ilmu gw tentang hal-hal yang ditanya masih mentah.

Kalo kamu udah kecanduan mendaki gunung, pasti di history browser kamu udah ratusan googlingan tentang pergunungan. Yaaa meski belum tau kapan kesana, paling nggak pengetahuan kamu tentang beberapa gunung ga polos-polos banget lah, dan hal itu yang biasanya bisa jadi bekal buat bantuin temen yang lagi nanya-nanya. Misalnya nanya : "Naik gunung mulu, naik pelaminannya kapan?"

Ada baiknya kita menghilang, pergi ke gunung..

Pas turun ditanya lagi..

Gitu terus sampe beneran ke pelaminan...
...pelaminan orang.


Ceritanya anak gunung lagi berdiskusi


4. LAKI-LAKI AKAN DICAP PLAYBOY, DAN YANG WANITA DIANGGAP PERKASA

Berbeda dengan tagline "Pendaki adalah pacar idaman", gw pernah dibilang playboy karena suka naik gunung. Padahal pacar aja ga punya...eh, maksudnya...Padahal kan ga ada hubungannya antara lo suka naik gunung dan lo adalah playboy..
kecuali yang didaki adalah gunung yang lain, udah gitu banyak lagi..oke ga usah dibahas.

Di pikiran temen gw, "Anak Gunung" adalah orang yang suka jalan-jalan saban weekend, kapan punya waktu buat pacarnya kalo gitu? Udah gitu di gunung pasti banyak cewey-cewey, wah, gimana ngga tergoyahkan rasa cinta lo padanya? Apalagi pendaki cewe kharismanya pasti beda.. Pasti di setiap gunung ada aja cewey yang dimodusin.. Hih, emang kita lelaki apaan? (Lanjutin lirik pendaki cowok)

Coba deh baca artikel kenapa pendaki itu pacar idaman, pikiran kamu akan terbuka tentang kami yang suka mendaki. Ashekkk ...


"Jadi, kamu milih Gunung apa Aku?"


...Gunung kamu aja boleh? BHAY.


Sedangkan kamu yang wanita, Cap "Perkasa" bakal langsung didapet kalo kamu udah naik gunung.
Cewek? Naik Gunung? Bawa kerir? Kurang perkasa gimana coba? Apalagi langsung gunung yang medannya aduhay... Beughhh... 

Di kelompok gw ada seorang wanita, berumur(?), dan gunung-gunung yang udah didakinya udah melebihi jumlah jari tangan gw yang cuma sepuluh ini.. Walhasil, ketika dia sok-sok lemah menye-menye, udah ga ada lagi yang nanggepin.. Sedih ya? Bhay!
Iya lah... Wanita, alumni Gunung A-Z, tiba-tiba sok lemah lunglay tak berdaya manja-manja, siapa yang percaya? Yang ada ucapan "Masa Alumni Gunung ABC ga kuat" bakal jadi skak mat buat itu ladies.

Cabal Yaw..

Duh, kadang-kadang emang kitanya aja sih yang ga peka sama sosok wanita, padahal wanita adalah wanita, meski hobinya naik gunung, mereka tetap ingin dimengerti, dimanja, disayang, diperhatiin, digandeng saat jalan...


Dan kemudian Baper..

...Kemudian Baper


5. KAMU AKAN DISAMAKAN DENGAN "SUPERMAN/SUPERWOMAN"

Cap "Anak Gunung" udah nempel di jidat kamu? Siap-siap kamu dituntut untuk menjadi manusia berkekuatan super ala-ala The Avengers.. Sekuat Hulk, secepat The Flash, dan sepintar Iron Man.

Yup, yang namanya naik gunung emang butuh tenaga ekstra. Udah naik gunung, bawa tas segede kulkas tiga pintu, walhasil ketika turun gunung kamu bakal disangka mampu jalan jauh, naik pohon yang tinggi, ngangkat benda-benda berat, tahan banting, dan bermental baja...


PADAHAL... 


...Hatinya Rapuh... Lemah Perasaan...


.TAMAT.


Iyes binggow, Contohnya, berkali-kali kalau yang namanya para pendaki udah ngumpul, option jalan kaki udah ga aneh.
"Yaelah, deket kok, paling 15 menit"
Padahal...Asal kamu tahu nak, 15 menit versi pendaki itu sama dengan lo naik turun bukit 3 kali terus masih muterin gunung lalu masih ada pos bayangan 2 kali : Pe Ha Pe..

Seperti yang udah dibahas sebelumnya, kamu bakal dianggap mampu bertahan di segala kondisi, padahal mah ngga juga.. Yang namanya orang pasti beda-beda kekuatan fisik dan mentalnya, jadi jangan anggap kami itu seperti Malin Kundang yang setiap nemu batu di gunung kemudian digosok kaya batu akik..

Pendekar Tongkat Emetsh harus selalu terlihat kuat meski hati rapuh


Sooo, buat kalian yang udah dikasih Cap "Anak Gunung" sama temen kalian, apa aja nih pengalamannya?